Rambanan dan Desa Dadapan

Rambanan

Untuk pembelajaran sosiologi kelas 12 di semester 1, pak suhadi selaku guru mapel memberi kami beberapa jenis bibit rambanan untuk ditanam di rumah masing-masing anak.

Photo by: indah

 Setelah membagikan bibitnya pak suhadi menghimbau agar siswa merendam terlebih dahulu selama 24 jam setelah itu bibit yang telah direndam diletakan pada kain atau tisu yang sudah dibasahi. Bibit dapat diletakan ditempat lembab yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Setelah beberapa saat bibit tadi akan bersemai secara perlahan-lahan.

Photo by: indah

Foto diatas adalah benih yang telah direndam selama 3 hari. Setelah bibit berkecambah kita dapat menanamnya di polibag yang telah disediakan oleh pak suhadi. Kita diberi waktu untuk menanam rambanan tersebut selama kurang lebih 2 bulan. Saat akhir bulan Desember tahun lalu pak suhadi meminta agar rambanan yang telah ditanam seluruh siswa dikumpulkan ke sekolah sebagai nilai keterampilan. Siswa diminta untuk mengumpulkan 5 rambanan paling sedikit.


Pemberdayaan Alpukat di Desa Dadapan

Kali ini pembelajaran sosiologi di semester 2, pak suhadi mengajak kami untuk menganalisis apa saja potensi yang ada di Desa Dadapan. Langkah pertama yang dilakukan pak suhadi dalam pembelajaran ini yaitu dengan mengirimkan link website yang berisi informasi dari Desa Dadapan mulai dari sejarah adanya Desa Dadapan sampai sekarang ini yang dimana komunitas desa ini sedang berusaha melakukan pemberdayaan buah alpukat. Disini kami diminta agar menganalisis apa saja sih potensi wisata yang dimiliki Desa Dadapan ini. Setelah membaca dan mendiskusikan bersama teman kelompok akhirnya kami menemukan beberapa potensi yang dimiliki Desa ini, diantaranya yaitu;
1. Watu Gede, yang dijadikan objek wisata Pagar Pelangi yang diberikan lukisan kartun yang lucu.
2. Goa Song, yang dijadikan tempat tasyakuran.
3. Sendang Panguripan, yang dijadikan tempat bersuci bagi para peziarah.
4. Sendang Ayu, tempat yang dipercaya bisa mengobati penyakit batin.
5. Makam para leluhur seperti Mbah Patro, Mbah Wasi, Mbah Dheleg.

Setelah kami menganalisis website yang telah dikirim pak suhadi meminta kami membuat makalah per kelompok. Kami diberi waktu kurang lebih selama 2 Minggu untuk pengerjaan dan revisi makalah. Selain makalah pak suhadi juga meminta kami agar membawa berbagai bibit seperti biji buah alpukat, nanas, jagung dan masih banyak lagi. Kami juga diminta membawa 4 bilah bambu dan plastik untuk proses penanaman bibit buah alpukat yang telah disediakan oleh komunitas Desa Dadapan.

Photo by: pak suhadi
Photo by: pak suhadi

Sehari sebelum berangkat ke Desa Dadapan, pak suhadi meminta agar semua alat dan bahan yang diperlukan agar dibawa ke sekolah dan disimpan dikelas agar memudahkan siswa. Disaat itu juga pak suhadi memberi sedikit materi yang akan kita lakukan esok hari. 

31 Januari 2023 hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dihari itu seluruh siswa-siswi kelas 12 jurusan IPS akan melakukan pembelajaran di Desa Dadapan. Sebelum berangkat kami berkumpul di depan aula untuk mendapatkan pembekalan materi yang akan disampaikan langsung oleh pak suhadi dan bu indarti.

Photo by: indah
Suasana sebelum pembekalan dimulai

Setelah membaca do'a kami dipersilakan masuk bis masing-masing. Setelah siap, bis mulai berjalan secara bergantian. Selama perjalanan suasana didalam bis sangatlah seru karena kami mulai bernyanyi dan saling bertukar cerita satu sama lain. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama kami akhirnya sampai di Desa Dadapan. Tapi ternyata kami salah tempat yang berakhir kami harus berjalan cukup jauh untuk bisa sampai di lokasi yang digunakan untuk menanam buah alpukat. Tempat kami berkumpul yaitu di sendang ayu, kami dipersilakan istirahat sejenak ditenda yang telah dialasi oleh terpal. Setelah istirahat sejenak akhirnya acara pembukaan dimulai. Diawali oleh kepala sekolah SMA NEGERI 1 PAMOTAN yang berterimakasih atas sambutan yang hangat untuk para siswa-siswinya, lalu dilanjutkan oleh kepala desa.

Photo by: ngatmiati
Seserahan makalah siswa yang diwakili bapak kepala sekolah

Photo by: ngatmiati
Seserahan bibit siswa yang diwakili oleh salah satu siswa kelas 12 ips5


Setelah acara pembukaan selesai siswa dihimbau agar membuat kelompok dan membawa bilah bambu ke tempat penanaman bibit alpukat. Pertama kami bisa mengambil pupuk dan bibit alpukat terlebih dahulu baru mencari lokasi penanaman bibit. Setelah mendapat tempat dan mencangkul tanah kami dapat menanam bibit yang telah diambil, kelompok kami bekerja sama untuk menanam bibit alpukat ini. Ternyata cukup sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama.untuk menanam buah ini. Setelah kami selesai dengan kegiatan menanam, kami melakukan sesi foto bersama kakak komunitas di Desa ini.

Photo by: Nia

Photo by: Nia

Photo by: Faid

Setelah melakukan penanaman kami diberi waktu untuk makan bersama ditempat awal kami berkumpul. Sebelumnya kami memang telah diminta untuk membawa bekal agar bisa makan bersama-sama untuk memperkuat rasa persaudaraan antar sesama siswa. Selain makan bersama kami juga saling berbagi lauk pauk yang telah dibawa dengan teman. Setelah makan kami memulai sesi wawancara bersama dengan kakak komunitas yang bernama mas Faza, mas Irul dan mas Mbet. Kami dipersilakan untuk bertanya seputar Desa Dadapan ini, beberapa pertanyaan yang ditanyakan diantaranya yaitu;
1. Potensi yang dimiliki Desa Dadapan itu apa saja?
2. program unggulan yang di jalankan komunitas?
3. Strategi atau langkah langkah kedepannya?
4. Rencana akan di jadikan apa, dan dimana program nya?

Untuk jawaban dari pertanyaan diatas bisa kalian tonton diakun YouTube kelompok kami. Sesi wawancara dipenuhi oleh canda tawa karena mas Mbet yang malu-malu saat akan menjawab pertanyaan dari siswi yang bertanya. Setelah sesi tanya jawab selesai kami melakukan foto bersama untuk mengakhiri kegiatan hari ini.

Photo by: ngatmiati
Makan bersama

Photo by: indah
Sesi tanya jawab


Photo by: kak Mulyadi
Foto bersama

Setelah melakukan sesi foto kami dipersilakan untuk pulang ke sekolah terlebih dahulu. Saat perjalanan pulang ternyata hujan mulai turun, syukurlah hujan tidak turun saat menanam tadi. Perjalanan pulang tidak jauh berbeda dengan keadaan saat berangkat tadi, bis tetap ramai dengan celotehan teman-teman. Saat tiba disekolah teman-teman mulai turun satu persatu, sedangkan saya harus membayar sopir bis yang telah mengantar kami dengan selama karena kebetulan saya yang membawa uang transportasi. Setelah semua selesai saya dan teman-teman saya langsung ke parkiran untuk mengambil motor dan pulang ke rumah masing-masing.


Komentar